Yang  lebih mencerminkan kedewasaan seseorang adalah sikap. Jadi sikap kita  mewarnai cara berpikir dan tindakan kita dalam menghadapi hidup ini.Kedewasaan dapat diukur dengan berapa matangnya sikap kita ini dalam  menghadapi hidup.
Sudah tentu kedewasaan sangat dipengaruhi oleh :
Pengalaman hidup, jadi orang yang mau belajar dari hidup ini, dari apa yang dialaminya akan lebih mudah dewasa.
Tempaan  hidup,kesusahan, penderitaan.Hal ini akan sangat mempercepat atau  mematangkan seseorang menjadi lebih dewasa.Kedewasaan bertunas dari  jiwa yang telah mengalami tempaan.
Kita dapat belajar dari  kisah Yusuf yang dicatat dalam Kejadian 50:15-21. Kita bisa memetik  beberapa pelajaran atau ciri kedewasaan seseorang yaitu:
Orang  yang dewasa ialah orang yang menghadapi tantangan hidup dan tidak lari  dan menghindarinya.Yusuf dibuang pada usia yang relatif muda sebagai  seorang remaja dijadikan budak, difitnah oleh istri majikannya dan  dipenjarakan, namun ia menghadapi semuanya itu.
Orang yang  dewasa adalah orang yang tidak cepat menyalahkan orang lain termasuk  Tuhan atas kemalangan yang dideritanya. Kemalangan atau penderitaan  menjadi ukuran yang sangat baik untuk menilai kedewasaan kita. Kalau  kita semuanya cukup, tidak ada masalah, kita hidup dalam kemakmuran,  sukar untuk mengukur kedewasaan kita.Yusuf tidak menyalahkan Tuhan  sewaktu dia menderita dan setelah bebas dari penjara ia pun tidak  menyalahkan saudara-saudaranya.
Orang yang dewasa adalah  orang yang tabah dan sabar karena tahu bahwa Tuhan mengatur segalanya  untuk kebaikan. Kalau Yusuf membatasi matanya hanya pada apa yang  dilihat dan dirasakannya dia akan hanya melihat penderitaannya, betapa  malang hidup yang harus dilewatinya. Tapi Yusuf berhasil melebarkan  perspektifnya dan melihat semua permasalahan hidupnya dari kaca mata  Tuhan bahwa Tuhan mempunyai rencana dan bahwa dia adalah bagian kecil  dari rencana Tuhan yang besar. Nah,itulah tanda orang yang dewasa,sabar dan tabah.
Orang yang dewasa ialah orang yang mampu  membebaskan diri dari kepahitan hidup ini. Dengan kata lain orang yang  dewasa tidak menyimpan dendam dan tidak mengingat-ingat kekurangan  orang. Kita lihat contoh Yusuf, Yusuf tidak mendendam, dia malah memilih  melihat hidup dari sisi baiknya yakni ia dapat bersama lagi dengan  keluarganya. Kenapa Yusuf bisa begitu baik membalas kejahatan dengan  kebaikan, sekali lagi adalah dia orang yang mampu membebaskan diri dari  kepahitan hidup. Kalau orang terus memelihara kepahitan hidup dia tidak  mungkin dewasa, karena kepahitan itu akan mewarnai sikapnya dalam  mengambil tindakan atau dalam mengeluarkan reaksi sehingga sikapnya itu  akan sangat mengotori apa yang dia lakukan.
Orang yang  dewasa adalah orang yang tidak menempatkan diri di posisi Tuhan.Dia  tidak menganggap dirinya tahu segala hal dan sadar bahwa dia tidak  mempunyai hak untuk berbuat semaunya.Jadi orang yang dewasa orang yang  tahu batasnya, tahu dirinya.Orang yang juga mengerti batas antara benar  dan tidak benar,kehendak Tuhan dan dosa,sehingga dia tidak memasuki  daerah yang berdosa yang Tuhan larang.
Orang yang dewasa  ialah orang yang melihat fakta apa adanya. Orang yang dewasa adalah  orang yang memikul tanggung jawab atas tindakannya. Yusuf bisa menjadi  orang yang sinis dan jahat karena hidup telah begitu menyakitkan dan  tidak adil untuknya. Namun Yusuf memilih menjadi pekerja yang baik  sewaktu di rumah Potifar, dia menjadi tahanan yang baik tatkala di  penjara karena difitnah.
Tuhan Memberkati ......


 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar