Ketangguhan Jepang Memukau Dunia
KETANGGUHAN Jepang  menghadapi tekanan tiga bencana  besar sekaligus, yakni gempa bumi,  tsunami, dan radiasi nuklir, memukau  dunia. Reputasi internasional  Jepang sebagai negara kuat mendapat pujian  luas. Tak adanya penjarahan  menguatkan citra ”bangsa beradab”.
Pemerintah Jepang, Selasa (15/3), terus memacu proses evakuasi dan distribusi bantuan ke daerah bencana yang belum terjangkau sebelumnya. Seluruh kekuatan dan sumber dayanya dikerahkan maksimal ke Jepang timur laut, daerah yang terparah dilanda tsunami.
 
 Televisi, media cetak, radio, dan situs berita online di   seluruh dunia telah merilis bencana itu. Hal yang mengagumkan dunia,   seluruh kejadian serta momen dramatis dan mendebarkan direkam televisi   Jepang detik demi detik, sejak awal gempa, datangnya tsunami, hingga air   bah itu ”diam”.
 
 Associated Press  melukiskan, warga  Jepang tenang menghadapi persoalan yang ditimbulkan  bencana. Sisi lain  yang diajarkan masyarakat Jepang ialah sikap sabar  meski mereka diliputi  dukacita akibat kehilangan orang-orang terkasih.  Mereka sabar menanti  bantuan. Pemerintah bisa lebih tenang untuk fokus  pada evakuasi,  penyelamatan, dan distribusi logistik.
Bencana  terbaru adalah  bahaya radiasi nuklir akibat tiga ledakan dan kebakaran  pada Pembangkit  Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Dari enam  reaktor nuklir, empat  di antaranya telah bermasalah. Jepang belajar  dari kasus Chernobyl dan  membangun sistem PLTN-nya lebih baik.  Pemerintah menjamin tak akan ada  insiden Chernobyl di Jepang.
”Perserikatan  Bangsa-Bangsa belum  mengambil langkah-langkah selama belum ada  permintaan. Jepang adalah  negara paling siap di dunia (menghadapi  bencana),” kata Elisabeth Byrs,  juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi  Urusan Kemanusiaan (OCHA),  kepada Reuters.
Byrs  melanjutkan, ”Jepang menanggapi tiga  darurat sekaligus, yakni gempa,  tsunami, dan ancaman nuklir, dan  melakukannya dengan sangat baik.”
Para blogger dan pengguna situs jejaring sosial berbahasa Inggris memuji Jepang sebagai bangsa yang tabah (stoic)   dan bertanya-tanya tentang kemampuan bangsa lain, terutama di Barat,   jika diguncang tiga bencana besar sekaligus. Mereka memuji Jepang adalah   sebuah bangsa yang hebat, kuat, dan beretika.
Profesor Harvard University, Joseph Nye, mengatakan, bencana telah melahirkan Jepang sebagai bangsa soft power. Istilah itu diciptakannya untuk melukiskan Jepang mencapai tujuannya dengan tampil lebih menarik bagi bangsa lain.
Saat   bencana dan tragedi kemanusiaan mengundang simpati dari dunia Jepang,   citra negara yang tertimpa bencana jarang mendapat keuntungan dari   bencana tersebut. Pakistan, misalnya, menerima bantuan AS dan negara   lain saat dilanda banjir bandang tahun lalu. Namun, bantuan individu   sangat sedikit, yang disebabkan citra negeri itu di mata dunia. China   dan Haiti juga menghadapi kritik atas penanganan gempa bumi tahun 2008   dan 2009.
Menghadapi  kebutuhan akan dana rekonstruksi skala besar,  Jepang masih menimbang  tawaran internasional. ”Meski dilanda tragedi  dahsyat, peristiwa  menyedihkan, ada fitur-fitur yang sangat menarik dari  Jepang,” kata Nye  kepada AFP.
”Terlalu  dini untuk  memprediksi apakah mereka berhasil memulihkan ekonomi.  Tetapi, dilihat  dari jauh, rakyat Jepang memperlihatkan ketabahan saat  krisis. Hal ini  berbicara banyak soal Jepang di masa depan,” kata Wakil  Direktur Center  for Strategic and International Studies Nicholas  Szechenyi. 
Taken from: www.kompas.com and AP/Reuter
     
  
 
 
 
 
  
Kesetiaan Anjing Korban Tsunami Jepang 

VIDEO  mengenai dua ekor anjing yang tersesat setelah gempa dan tsunami di  Jepang telah membantu para korban mengatasi kedukaan mereka.
Dailymail,  Jumat lalu, melaporkan, dalam  kondisi gemetar dan kotor, salah satu  dari kedua anjing itu dengan  setia menjaga temannya yang terluka di  antara puing-puing sebuah desa  di timur laut Jepang. Di tengah  penderitaan manusia, usaha  anjing-anjing yang menjadi korban tsunami  tersebut menjadi simbol bagi  orang-orang Jepang.
Kesetiaan  merupakan tema yang kuat dalam budaya Jepang  dan para komentator  memakai dedikasi sang anjing pada temannya sebagai  sebuah simbol bagi  masyarakat untuk saling menguatkan dalam menghadapi  tragedi tersebut.
Ribuan  binatang peliharaan menghilang dalam gempa dan  tsunami, dan banyak lagi  yang terpisah dari pemiliknya. Menurut para  saksi mata, anjing-anjing  dalam video ini telah diselamatkan dan  diletakkan di tempat penampungan  walau tampaknya akan sulit untuk  mengidentifikasi mereka.
Kesetiaan  anjing korban gempa dan tsunami dalam video  ini mengingatkan kita akan  film laris Hachiko yaitu sebuah kisah  favorit Jepang yang telah  difilmkan di Amerika Serikat tentang seekor  anjing bernama Hatchi yang  pemiliknya tiba-tiba meninggal akibat  serangan jantung. Anjing yang  setia itu setiap hari pergi ke stasiun  kereta, berharap dapat berjumpa  dengan tuannya sampai anjing itu pun  kemudian mati. 

 
  
  
  
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar