Ketangguhan Jepang Memukau Dunia
KETANGGUHAN Jepang menghadapi tekanan tiga bencana besar sekaligus, yakni gempa bumi, tsunami, dan radiasi nuklir, memukau dunia. Reputasi internasional Jepang sebagai negara kuat mendapat pujian luas. Tak adanya penjarahan menguatkan citra ”bangsa beradab”.
Pemerintah Jepang, Selasa (15/3), terus memacu proses evakuasi dan distribusi bantuan ke daerah bencana yang belum terjangkau sebelumnya. Seluruh kekuatan dan sumber dayanya dikerahkan maksimal ke Jepang timur laut, daerah yang terparah dilanda tsunami.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD38WL151ALXe092eUvfnZ8OD6lxG-MP-lKU14kDmBCC3lRUBhcH5wED7M3Kpb7LFu6rx0LtmkHO2IQc4W86jqVD_A9h-BqvhtEnOrgJyMq_h1PZJ45I6M4q6xRnb1WHEc8ct6X4achSRz/s320/prayforjapan47.jpg)
Televisi, media cetak, radio, dan situs berita online di seluruh dunia telah merilis bencana itu. Hal yang mengagumkan dunia, seluruh kejadian serta momen dramatis dan mendebarkan direkam televisi Jepang detik demi detik, sejak awal gempa, datangnya tsunami, hingga air bah itu ”diam”.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsg4NcHda3rtArDEeu8htYyrhx8bn6_Y_Jp3BzFBANk5h3zRN6SByday29CRrN3B9yRMaq7fsPpcNO1zoCjjd78uArq0ivroyXek_spaR9ZH8n1gJzsktAurfiUEb8f9JH1X8leLX3df6X/s320/prayforjapan5.jpg)
Associated Press melukiskan, warga Jepang tenang menghadapi persoalan yang ditimbulkan bencana. Sisi lain yang diajarkan masyarakat Jepang ialah sikap sabar meski mereka diliputi dukacita akibat kehilangan orang-orang terkasih. Mereka sabar menanti bantuan. Pemerintah bisa lebih tenang untuk fokus pada evakuasi, penyelamatan, dan distribusi logistik.
Bencana terbaru adalah bahaya radiasi nuklir akibat tiga ledakan dan kebakaran pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Dari enam reaktor nuklir, empat di antaranya telah bermasalah. Jepang belajar dari kasus Chernobyl dan membangun sistem PLTN-nya lebih baik. Pemerintah menjamin tak akan ada insiden Chernobyl di Jepang.
”Perserikatan Bangsa-Bangsa belum mengambil langkah-langkah selama belum ada permintaan. Jepang adalah negara paling siap di dunia (menghadapi bencana),” kata Elisabeth Byrs, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kepada Reuters.
Byrs melanjutkan, ”Jepang menanggapi tiga darurat sekaligus, yakni gempa, tsunami, dan ancaman nuklir, dan melakukannya dengan sangat baik.”
Para blogger dan pengguna situs jejaring sosial berbahasa Inggris memuji Jepang sebagai bangsa yang tabah (stoic) dan bertanya-tanya tentang kemampuan bangsa lain, terutama di Barat, jika diguncang tiga bencana besar sekaligus. Mereka memuji Jepang adalah sebuah bangsa yang hebat, kuat, dan beretika.
Profesor Harvard University, Joseph Nye, mengatakan, bencana telah melahirkan Jepang sebagai bangsa soft power. Istilah itu diciptakannya untuk melukiskan Jepang mencapai tujuannya dengan tampil lebih menarik bagi bangsa lain.
Saat bencana dan tragedi kemanusiaan mengundang simpati dari dunia Jepang, citra negara yang tertimpa bencana jarang mendapat keuntungan dari bencana tersebut. Pakistan, misalnya, menerima bantuan AS dan negara lain saat dilanda banjir bandang tahun lalu. Namun, bantuan individu sangat sedikit, yang disebabkan citra negeri itu di mata dunia. China dan Haiti juga menghadapi kritik atas penanganan gempa bumi tahun 2008 dan 2009.
Menghadapi kebutuhan akan dana rekonstruksi skala besar, Jepang masih menimbang tawaran internasional. ”Meski dilanda tragedi dahsyat, peristiwa menyedihkan, ada fitur-fitur yang sangat menarik dari Jepang,” kata Nye kepada AFP.
”Terlalu dini untuk memprediksi apakah mereka berhasil memulihkan ekonomi. Tetapi, dilihat dari jauh, rakyat Jepang memperlihatkan ketabahan saat krisis. Hal ini berbicara banyak soal Jepang di masa depan,” kata Wakil Direktur Center for Strategic and International Studies Nicholas Szechenyi.
Taken from: www.kompas.com and AP/Reuter
Kesetiaan Anjing Korban Tsunami Jepang
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihyphenhyphenRoDT8H2n3a3n078kz4XlAtj4SJluUvaAvkYvxwXb94SamuSRiKCUzPN0qAmpJxryFW8ijcuaIRmHrQEmthvBDwsSyANkioVfUEanwNKzlpRrnA8CaeR5WhLtHPlhc6KES_1GLOU9fow/s400/japandog.jpg)
VIDEO mengenai dua ekor anjing yang tersesat setelah gempa dan tsunami di Jepang telah membantu para korban mengatasi kedukaan mereka.
Dailymail, Jumat lalu, melaporkan, dalam kondisi gemetar dan kotor, salah satu dari kedua anjing itu dengan setia menjaga temannya yang terluka di antara puing-puing sebuah desa di timur laut Jepang. Di tengah penderitaan manusia, usaha anjing-anjing yang menjadi korban tsunami tersebut menjadi simbol bagi orang-orang Jepang.
Kesetiaan merupakan tema yang kuat dalam budaya Jepang dan para komentator memakai dedikasi sang anjing pada temannya sebagai sebuah simbol bagi masyarakat untuk saling menguatkan dalam menghadapi tragedi tersebut.
Ribuan binatang peliharaan menghilang dalam gempa dan tsunami, dan banyak lagi yang terpisah dari pemiliknya. Menurut para saksi mata, anjing-anjing dalam video ini telah diselamatkan dan diletakkan di tempat penampungan walau tampaknya akan sulit untuk mengidentifikasi mereka.
Kesetiaan anjing korban gempa dan tsunami dalam video ini mengingatkan kita akan film laris Hachiko yaitu sebuah kisah favorit Jepang yang telah difilmkan di Amerika Serikat tentang seekor anjing bernama Hatchi yang pemiliknya tiba-tiba meninggal akibat serangan jantung. Anjing yang setia itu setiap hari pergi ke stasiun kereta, berharap dapat berjumpa dengan tuannya sampai anjing itu pun kemudian mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar