TENANGLAH HAI JIWAKU ...
Stres sudah menjadi bagian hidup manusia sejak dulu. Terlebih sekarang ketika hidup terasa lebih berat.
Beban pekerjaan, masalah-masalah kehidupan, krisis multi dimensi dan sebagainya bisa dengan mudah membuat kita stres.
Pengkotbah pernah menyatakan betapa pentingnya ketenangan jiwa dan pikiran dalam hidup ini, jauh lebih penting dari usaha mati-matian kita untuk memenuhi segala kebutuhan hidup yang bisa menjadi sia-sia jika kita melakukannya dengan jiwa yang tidak tenang.
"Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin." (Pengkotbah 4:6).
Setiap manusia, setiap saat, bisa bertemu dengan masalah. C'est la vie, kata orang Perancis. Itulah hidup. Tidak ada manusia yang tidak pernah berhadapan dengan masalah. Begitu pula anda dan saya. Life is never easy. Stres bisa menghampiri kita kapan saja.
Menyerah pada keadaan atau memilih untuk tersiksa oleh masalah, kita pun akan terbelenggu olehnya. Tapi jika kita memilih untuk menyerahkan segala perkara kepada Tuhan, Dia sanggup mengulurkan tanganNya, yang tidak pernah kurang panjang, untuk melepaskan kita, memberi kita kekuatan, memulihkan kita, menyegarkan dan memberikan ketenangan pada jiwa kita.
Jika burung pipit saja ada dalam kehendak Bapa, apalagi kita yang begitu dikasihi dan istimewa bagiNya. Yesus dengan tegas berkata "Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit."
(Matius 10:31). Dan ada begitu banyak lagi janji perlindungan Tuhan yang siap melepaskan kita dari kesesakan dan memberikan kita kelegaan, memulihkan kelelahan jiwa kita dan kembali menyegarkannya dengan damai sukacita berlimpah.
Jika kita memilih untuk tidak tenggelam pada masalah dan penderitaan tapi memutuskan untuk memandang kepada Tuhan dalam keadaan apapun, disanalah kita bisa menyerukan seperti kata-kata Pemazmur:
Amsal berkata
Bagaimana kita bisa mengatasi semua kekhawatiran, kegelisahan atau ketakutan yang meresahkan jiwa kita? Kita harus memiliki iman yang benar-benar kuat bertumpu dan berakar pada Kristus dalam diri kita."Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih." (Efesus 3:16-17). Diam dan berakar dikatakan dengan dwell (settle down, abide, make His permanent home) dan rooted deep.
Jika tubuh kita butuh makan agar tetap sehat dan kuat, demikian pula roh kita butuh makan, yaitu diisi dengan firman-firman Tuhan yang akan mampu menenangkan jiwa kita dari apapun bentuk masalah yang membuatnya resah. Yesus berkata: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4).
Apakah anda mengalami stres berat hari ini? Apakah anda merasa sulit tidur dan gelisah akibat beban pekerjaan atau masalah yang sepertinya tidak punya jalan keluar? Apakah anda merasa hampa, atau mulai kehilangan arah dan tujuan dalam hidup? Ini tanda-tanda bahwa roh anda mulai mengalami kekeringan. Oleh karena itu, isilah dengan firman Tuhan. Berakarlah dengan kuat dalam Kristus.
Dwell and root deeply in Him! Dia akan memberi solusi dan kelegaan bagi anda. "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28).
Daud bisa merasakan itu dan berkata "Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku." (Mazmur 62:6), dan dia pun bisa memerintahkan jiwanya untuk kembali tenang, sebab Tuhan telah berbuat baik pada jiwanya. (Mazmur 116:7).
Teruslah isi diri kita dengan kebenaran, karena "di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya."God is ready to give His blessings to you. (Yesaya 32:17).
Mulailah tersenyum, kecaplah bahwa Tuhan itu baik, dan ajak jiwa anda untuk kembali tenang...
TENANGLAH JIWAKU ...
Larilah menyongsongnya dan katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?” Jawab perempuan itu: “Selamat! (II Raja-Raja 4:26)
Lagu “Tenanglah Jiwaku” (It is well with my soul) adalah himne terkenal yang ditulis pada abad ke-19 oleh seorang pengacara Chicago bernama Horatio Spafford. Dia adalah teman penginjil ternama pada masa itu yakni D.L. Moody. Lagu ini ditulis setelah beberapa pengalaman traumatik menimpa hidupnya Spafford. Tahun 1870 putra tunggalnya meninggal pada usia 4 tahun karena sakit. Tahun 1871 kebakaran besar yang melanda Chicago menyebabkan usahanya di bidang properti hancur. Tahun 1873, dia berencana pergi ke Eropa dengan keluarga naik kapal Ville du Havre, tapi karena urusan bisnis terpaksa dia merelakan istri dan 4 orang putri mereka berangkat lebih dulu. Ternyata kapal itu bertabrakan dengan kapal lain sehingga tenggelam di lautan Atlantik. Akibatnya keempat putrinya tewas dan hanya istrinya yang selamat.
Di tengah dukacita yang mendalam, Spafford segera menjemput istrinya. Dalam kondisi yang berat itu, Roh Kudus mengingatkannya akan kisah kehidupan perempuan Sunem dalam II Raja-raja 4. Ketika anaknya mati dan hatinya pedih, dia tetap menjawab “Jangan kuatir ... Selamat (It is well)” kepada orang yang menanyakan keadaannya. Akhirnya muncul sebuah kidung pujian dalam hatinya yang antara lain berbunyi, “Ketika kesedihan seperti gelombang yang menggulung ... tenanglah jiwaku.”
Tak bisa dipungkiri bahwa berbagai masalah bisa datang dalam kehidupan dan menyebabkan hati menjadi resah. Tapi saat kita memandang ke atas, melihat Allah tetap duduk di atas tahta-Nya dan memegang kendali atas alam semesta ini, jiwa kita pun menjadi teduh. Biarlah kelegaan akan menjadi bagian kita.
Beban pekerjaan, masalah-masalah kehidupan, krisis multi dimensi dan sebagainya bisa dengan mudah membuat kita stres.
Persoalan bertimbun dan tidak kunjung selesai, belum lagi satu beres masalah berikutnya sudah muncul, bisa membuat kita depresi.
Orang jahat ada di mana-mana. Perampok, pencopet, maling, penipu, dan orang-orang yang punya niat jahat lainnya bisa membuat jiwa kita resah. Biaya hidup melambung? Sulit keuangan? Terlilit hutang? Bingung mencukupi biaya sekolah anak? Semua itu pun bisa membuat jiwa tak tenang.
Ada begitu banyak orang yang sulit tidur karena terlalu banyak pikiran, ada pula yang begitu bangun pagi sudah langsung diserang stres dan kekalutan.
Jika kita biasakan stres merajalela dalam hidup kita, hal kecil dan sepele sekalipun bisa membuat kita stres. Jika dibiarkan, stres bisa membuat kita sakit bahkan membunuh kita.
Pengkotbah pernah menyatakan betapa pentingnya ketenangan jiwa dan pikiran dalam hidup ini, jauh lebih penting dari usaha mati-matian kita untuk memenuhi segala kebutuhan hidup yang bisa menjadi sia-sia jika kita melakukannya dengan jiwa yang tidak tenang.
"Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin." (Pengkotbah 4:6).
Setiap manusia, setiap saat, bisa bertemu dengan masalah. C'est la vie, kata orang Perancis. Itulah hidup. Tidak ada manusia yang tidak pernah berhadapan dengan masalah. Begitu pula anda dan saya. Life is never easy. Stres bisa menghampiri kita kapan saja.
Tapi ingat, pilihan untuk memanjakan stres atau menolaknya ada di tangan kita. "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. (For as he thinketh in his heart, so is he.)" (Amsal 23:7).
Menyerah pada keadaan atau memilih untuk tersiksa oleh masalah, kita pun akan terbelenggu olehnya. Tapi jika kita memilih untuk menyerahkan segala perkara kepada Tuhan, Dia sanggup mengulurkan tanganNya, yang tidak pernah kurang panjang, untuk melepaskan kita, memberi kita kekuatan, memulihkan kita, menyegarkan dan memberikan ketenangan pada jiwa kita.
Rasul Paulus berkata "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Atau dengarlah apa kata Nahum, "TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya" (Nahum 1:7).
Tidak ada satupun yang tidak bisa dilakukan Tuhan, tiada yang mustahil bagiNya. (Lukas 1:37).
Jika burung pipit saja ada dalam kehendak Bapa, apalagi kita yang begitu dikasihi dan istimewa bagiNya. Yesus dengan tegas berkata "Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit."
(Matius 10:31). Dan ada begitu banyak lagi janji perlindungan Tuhan yang siap melepaskan kita dari kesesakan dan memberikan kita kelegaan, memulihkan kelelahan jiwa kita dan kembali menyegarkannya dengan damai sukacita berlimpah.
Jika kita memilih untuk tidak tenggelam pada masalah dan penderitaan tapi memutuskan untuk memandang kepada Tuhan dalam keadaan apapun, disanalah kita bisa menyerukan seperti kata-kata Pemazmur:
"Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." (Mazmur 116:7). Dalam bahasa Inggris dikatakan "Return to your rest, O my soul, for the Lord has dealt bountifully with you." Kembalilah beristirahat hai jiwaku, karena Tuhan begitu murah hati, memberi dengan berlimpah-limpah segala sesuatunya kepadamu.
Amsal berkata
Bagaimana kita bisa mengatasi semua kekhawatiran, kegelisahan atau ketakutan yang meresahkan jiwa kita? Kita harus memiliki iman yang benar-benar kuat bertumpu dan berakar pada Kristus dalam diri kita."Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih." (Efesus 3:16-17). Diam dan berakar dikatakan dengan dwell (settle down, abide, make His permanent home) dan rooted deep.
Untuk memulainya, kita bisa lihat tipsnya dari kitab Roma: "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Mulailah peduli terhadap firman-firman Tuhan.
Jika tubuh kita butuh makan agar tetap sehat dan kuat, demikian pula roh kita butuh makan, yaitu diisi dengan firman-firman Tuhan yang akan mampu menenangkan jiwa kita dari apapun bentuk masalah yang membuatnya resah. Yesus berkata: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4).
Karena itu jagalah agar jangan sampai roh kita mengalami lapar dan dahaga, mengalami kekeringan sehingga jiwa kita menjadi gampang disusupi berbagai bentuk kegelisahan yang bisa mengancam hidup kita.
Apakah anda mengalami stres berat hari ini? Apakah anda merasa sulit tidur dan gelisah akibat beban pekerjaan atau masalah yang sepertinya tidak punya jalan keluar? Apakah anda merasa hampa, atau mulai kehilangan arah dan tujuan dalam hidup? Ini tanda-tanda bahwa roh anda mulai mengalami kekeringan. Oleh karena itu, isilah dengan firman Tuhan. Berakarlah dengan kuat dalam Kristus.
Dwell and root deeply in Him! Dia akan memberi solusi dan kelegaan bagi anda. "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28).
Sadarilah bahwa masalah boleh saja datang, beban boleh berat, tapi kita tidak harus kehilangan sukacita karenanya, karena kita punya Allah yang luar biasa, yang mampu melakukan apapun, yang paling mustahil sekalipun, dan lebih dari itu, Dia ternyata begitu mengasihi kita.
Daud bisa merasakan itu dan berkata "Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku." (Mazmur 62:6), dan dia pun bisa memerintahkan jiwanya untuk kembali tenang, sebab Tuhan telah berbuat baik pada jiwanya. (Mazmur 116:7).
Teruslah isi diri kita dengan kebenaran, karena "di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya."God is ready to give His blessings to you. (Yesaya 32:17).
Mulailah tersenyum, kecaplah bahwa Tuhan itu baik, dan ajak jiwa anda untuk kembali tenang...
TENANGLAH JIWAKU ...
Larilah menyongsongnya dan katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?” Jawab perempuan itu: “Selamat! (II Raja-Raja 4:26)
Lagu “Tenanglah Jiwaku” (It is well with my soul) adalah himne terkenal yang ditulis pada abad ke-19 oleh seorang pengacara Chicago bernama Horatio Spafford. Dia adalah teman penginjil ternama pada masa itu yakni D.L. Moody. Lagu ini ditulis setelah beberapa pengalaman traumatik menimpa hidupnya Spafford. Tahun 1870 putra tunggalnya meninggal pada usia 4 tahun karena sakit. Tahun 1871 kebakaran besar yang melanda Chicago menyebabkan usahanya di bidang properti hancur. Tahun 1873, dia berencana pergi ke Eropa dengan keluarga naik kapal Ville du Havre, tapi karena urusan bisnis terpaksa dia merelakan istri dan 4 orang putri mereka berangkat lebih dulu. Ternyata kapal itu bertabrakan dengan kapal lain sehingga tenggelam di lautan Atlantik. Akibatnya keempat putrinya tewas dan hanya istrinya yang selamat.
Di tengah dukacita yang mendalam, Spafford segera menjemput istrinya. Dalam kondisi yang berat itu, Roh Kudus mengingatkannya akan kisah kehidupan perempuan Sunem dalam II Raja-raja 4. Ketika anaknya mati dan hatinya pedih, dia tetap menjawab “Jangan kuatir ... Selamat (It is well)” kepada orang yang menanyakan keadaannya. Akhirnya muncul sebuah kidung pujian dalam hatinya yang antara lain berbunyi, “Ketika kesedihan seperti gelombang yang menggulung ... tenanglah jiwaku.”
Tak bisa dipungkiri bahwa berbagai masalah bisa datang dalam kehidupan dan menyebabkan hati menjadi resah. Tapi saat kita memandang ke atas, melihat Allah tetap duduk di atas tahta-Nya dan memegang kendali atas alam semesta ini, jiwa kita pun menjadi teduh. Biarlah kelegaan akan menjadi bagian kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar