“Kamu  adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak  mungkin tersembunyi. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya  di depan orang,…” (Matius 5:14, 16)
Bagaimana rasanya  menjadi berkat bagi sesama? Saya bukan orang kaya tapi kita tidak perlu  menunggu menjadi kaya untuk bisa menjadi berkat bagi sesama. Sebagai  seorang guru, pekerjaan saya setiap harinya adalah mengajar siswa-siswi  yang telah Tuhan percayakan kepada saya. Suatu ketika saya bertemu  dengan salah seorang siswa saya yang sekarang telah menjadi guru juga.  Lalu dia bercerita panjang lebar tentang pekerjaanya sebagai guru. Di  tengah-tengah, pembicaraan kami lantas dia berkata “Terima kasih  Pak, ilmunya terpakai semua”, sebagai seorang guru mendengar hal itu  adalah satu kebanggaan ketika apa yang saya ajaran boleh berguna bagi  mereka. 
Mengingat peristiwa itu saya teringat ucapan salah  seorang guru SD yang sudah sepuh. Beliau pernah mengatakan bahwa  mengajar itu membutuhkan cinta, cinta dari orangtua kepada anak-anaknya,  cinta yang memberi tanpa berharap mendapatkan balasan. Demikian juga  jika kita ingin menjadi berkat bagi orang lain, kita perlu melakukannya  dengan kasih yang tidak menuntut. Menjadi berkat diawali ketika kita  melakukannya dengan maksud yang tulus bukan bulus dan kemudian kita  sendiri tidak pernah mengharapkan imbalannya.

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar