“Allahku,  Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru tetapi Engkau  tetap jauh dan tidak menolong aku” didapat dalam kitab Mazmur 22:2.
Asyik!!! Doaku Sementara Tidak Dijawab.
hahaa..picture-nya ga nyambung yachh..emank sengaja:)*
Definisi alamiah manusia akan Tuhan yang baik adalah  Tuhan yang mengabulkan segala permohonan, menyetujui dan memberkati  semua rencana, bersegera menjawab segala doa, memberi segala permintaan  dan membawa kita pada hidup yang nyaman, bebas dari hal-hal yang membuat  kita harus bergumul keras dan kondisi situasi yang tidak menyenangkan. 
Pada intinya itulah yang diharapkan manusia dari  Tuhan, bila Tuhan melakukan semua yang diminta maka barulah dikatakan  bahwa Tuhan itu baik adanya. Bukankah ini mirip gambaran seorang anak  kecil yang bila semua keinginannya dituruti bapanya maka baru akan  mengatakan bahwa bapanya baik, bapa idamannya.
 Namun bila ia tidak  dituruti dalam satu hal akan menganggap dirinya kurang dikasihi? Atau  seorang anak remaja yang dilarang pacaran karena masih terlalu belia  akan menuduh orang tuanya kuno, kolot, kurang pengertian? Apakah  kebaikan Tuhan hanya diukur dengan seberapa Dia menuruti keinginan kita?  Tuhan Yesus bukan Doraemon yang selalu memenuhi permintaan  Nobita-Nobita Kristen dengan kantung (baca: kuasa dan kasihNya)  ajaibnya.
“Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah  yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali  kita memanggil kepadaNya.” Kitab Ulangan 4:7
Bangsa Israel sudah mengalami Tuhan yang begitu dekat  dengan mereka, yang memelihara hidup mereka hari demi hari, memimpin  mereka siang dan malam. Bagaimana kemudian Tuhan seakan-akan menjauh  dari umatNya? Tuhan sendiri berjanji Ia tidak akan sekali-kali  meninggalkan umatNya.
“Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Ibrani 13:5b
Ternyata itu dipengaruhi persepsi kekanak-kanakan  kita yang menganggap jauh dekat dengan kita dapat diukur dari jawabanNya  atas doa dan seruan kita! Dia kita rasakan dekat bila Dia menjawab kita  dan Dia kita katakana jauh bila belum menjawab kita. Jadi kitalah yang  memberi definisi Dia jauh atau dekat kepada kita. Bukankah ini definisi  seenaknya sendiri?
Usaha apapun yang dilakukan manusia untuk mengenal  Dia dengan lebih dekat, tidak akan membuat mereka sanggup mengenal Tuhan  dengan benar. Tuhan hanya bisa dikenal bila Ia sendiri mewahyukan  diriNya kepada umatNya.
 “Umatku binasa karena tidak mengenal  Allah:karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak  engkau menjadi imamKu;dank arena engkau melupakan pengajaran Allahmu,  maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu” Hosea 4:6
Cara Tuhan memperkenalkan diriNya seringkali  tidak seperti yang diinginkan manusia. Umat Tuhan sering merasa mengenal  Dia padahal pengenalan itu sering tidak benar, sehingga diperlukan roh  hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
“Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus  Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh  hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” Efesus 1:17
Sebelum Ia memperkenalkan dirinya sebagai Tuhan yang  menyediakan segala sesuatu, Jehova Jireh, kepada Abraham, Ia  memerintahkan Abraham untuk menyerahkan anak yang sudah ia pergumulkan berpuluh-puluh tahun sebagai korban persembahan di gunung Moria. Setelah  Abraham sungguh-sungguh mentaatiNya barulah Ia menyatakan dirinya  sebagai Tuhan yang menyediakan segala sesuatu.
Bila orang percaya tidak terikat dengan  berkat-berkatNya melebihi terikat kepadaNya maka sebenarnya mereka sudah  berada pada posisi yang benar untuk menerima sgala penyediaan Tuhan  bagi hidup mereka.

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar