Rabu, 12 Januari 2011

INTROPEKSI... 


Lebih mudah membicarakan keburukan seseorang dibanding bicara kebaikan.
Setelah  membaca judul diatas saudara-saudara terkasih  sudah mengerti dan memahami bahwa “Lebih mudah membicarakan keburukan seseorang dibanding bicara kebaikannya”.
Saya rasa juga saudara terkasih  pasti pernah mengalami baik sebagai orang yang membicarakan maupun yang dibicarakan.  Memang manusia tidak luput dari kesalahan, dan tidak ada yang sempurna.
      Coba kita renungkan dari diri kita sendiri, kita sangat semangat ketika membicarakan kesalahan dan keburukan orang lain karena memang pikiran kita lebih mengingat keburukan dan kesalahan orang lain dibandingkan mengingat  kebaikannya.
     Ada istilah Akibat Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga, Ya , Istilah itu sangat tepat menggambarkan persepsi manusia saat ini terhadap orang lain baik itu saudara, teman, rekan kerja maupun kolega, dll.  Manusia saat ini dituntut selalu sempurna dan tanpa cela, padahal disisi lain manusia bukanlah makhluk yang sempurna.
     Banyak kasus, baik di gereja ataupun masyarakat ketika seseorang yang dicap sebagai panutan tetapi ketika melakukan kesalahan/khilaf orang itu dicela, dicerca dan dihina seakan menjadi manusia yang berdosa padahal selama hidupnya orang itu selalu berguna dan membantu orang yang membutuhkan.
     Tetapi karena akhlak dan mental manusia sekarang di set selalu mengingat kesalahan dan keburukan orang lain, maka ingatan mengenai kebaikan orang tersebut seakan hilang dan serasa tidak pernah terjadi. Mungkin juga usaha anda pernah merasakan hal salah, bahkan  kamipun terkadang menerima perlakuan yang  sama bahkan dari komunitas sendiri namun apapun itu kita berpegang pada pendirian dan keyakinan bahwa segala usaha yang kita lakukan ini untuk semua umat manusia bukan untuk ekslusif komunitas sendiri, yakin pasti Tuhan akan selalu bersama kita.Melalui Surat Roma 15 : 7, Tuhan berkata : “ Terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita untuk KEMULIAAN ALLAH “.     Ketika kita melakukan suatu kesalahan dan kekeliruan, baik sengaja  maupun tidak disengaja, ingatlah bahwa kita masih bisa memperbaikinya, walaupun mungkin karena kesalahan dan kekeliruan itu kita menjadi bahan omongan orang, tapi itu semua jangan dijadikan pikiran dan beban, Berpikirlah bahwa Allah maha pengampun, dan fokus kepada pengampunan Tuhan Allah bukan mendengarkan omongan manusia lain.Ingatlah Tuhan Yesus datang untuk mengasihi, menerima, menyelamatkan dan memulihkan semua orang yang berdosa, yang buruk keadanya, yang lelah, tersesat, terlantar dan tak bergembala ( Yoh 3 : 16 ; Mat 9 : 36 ; Mat 4 : 23, 24 )     Cobalah kita tahan bibir kita untuk berbicara keburukan maupun masalah orang lain, ketika kita menemui lingkungan kita membicarakan hal itu , cobalah untuk menahan jiwa dan lidah kita agar tidak ikut berbicara, kalau anda tidak kuat lagi lebih baik anda keluar dari lingkungan tersebut.  Dan ketika kita menjadi pembicaraan orang banyak akibat kekeliruan dan kesalahan kita, cobalah untuk sabar dan kalau bisa jelaskan yang sebenarnya terjadi.
     Jangan pernah merasa terpukul atau menjadi beban, karena itu akan merugikan kita sendiri.  Coba untuk fokus pada hari esok, dan perbaikan sifat dan perilaku kita.  Dan yang pasti berpikir cerdas agar jangan sampai kita terjerumus ke dalam hal-hal yang malah merugikan diri kita sendiri.
     Satu lagi, biarkanlah orang-orang membicarakan kita ,tetapi kebaikan terus berjalan karena berarti itu merupakan berkah  bagi kita untuk lebih intropeksi dan hati-hati ..
 
 by.rona.fd:)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar